Nih Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Berguru Anak

Prestasi berguru di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan sukses terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat. Berikut 3 faktor utama hal yang besar lengan berkuasa terhadap prestasi berguru anak.


1. Pengaruh Pendidikan dan Pembelajaran Unggul

Seorang secara genetis telah lahir dengan suatu organisme yang disebut inteligensi yang bersumber dari otaknya. Struktur otak telah ditentukan secara genetis, namun berfungsinya otak tersebut menjadi kemampuan umum yang disebut inteligensi, sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungannya (Semiawan, C, 1997).Pada kala bayi lahir ia telah dimodali 100 - 200 milyar sel otak dan siap memproseskan beberapa trilyun informasi. Cara pengelolaan inteligensi sangat mensugesti kualitas manusianya, tetapi sayang perlakuan lingkungan dalam caranya tidak selalu menguntungkan perkembangan inteligensi yang berpangaruh terhadap kepribadian dan kualitas kehidupan manusia. Ternyata dari banyak sekali penelitian bahwa pada umumnya hanya kurang lebih 5% neuron otak berfungsi penuh (Clark, 1986).

Lingkungan pendidikan dan banyak sekali sentra training serta tempat kerja kita sekarang juga dipengaruhi oleh lingkungan global yang merupakan banyak sekali efek eksternal dalam dinamika banyak sekali aspek kehidupan di dunia, Lingkungan global yang mengadung pengertian tereksposnya kita oleh kehidupan komunitas global menuntut pembiasaan masyarakat kita pada kondisi global dan pada gilirannya menuntut pembiasaan individu untuk bisa bertahan di masyarakat di mana ia hidup.

Interface antar banyak sekali stimulus lingkungan melalui interaksi untuk mewujudkan aktualitasasi diri individu secara optimal dalam masyarakat di mana ia hidup dan juga aktualisasi kawasan pada masyarakat yang lebih luas, nasional maupun global, inilah yang harus menjadi perhatian pengelola ataupun atasan atas perlakuan subjek SDM, dalam hal kita, para guru dalam perlakuannya terhadap penerima didik. Interaksi yang terjadi dalam prilaku belum dewasa kita. Namun secara reciprocal (timbal balik) perlakuan yang diterjadikan ialah cermin kehidupan masyarakat di mana ia hidup.


2. Perkembangan dan Pengukuran Otak

Sebagaimana tadi dikatakan, maka cara penggunaan sistem kompleks dari proses pengelolaan otak ini bersama-sama sangat memilih inteligensi maupun kepribadian dan kualitas kehidupan yang dialami seorang manusia, serta kualitas insan itu sendiri. Untuk meningkatkan kecerdasan anak maka produksi sel neuroglial, yaitu sel khusus yang mengelilingi sel neuron yang merupakan unit dasar otak, sanggup ditingkatkan melalui banyak sekali stimulus yang menambah acara antara sel neuron (synaptic activity), dan memungkinkan akselerasi proses berfikir(Thompsn, Berger, dan Berry, 1980 dalam Clark, 1986). Dengan demikian inteligensi insan sanggup ditingkatkan, meskipun dalam batas-batas tipe inteligensinya.

Secara biokimia neuron-neuron tersebut menjadi lebih kaya dengan memungkinkan berkembangnya contoh pikir kompleks. Juga banyak digunakan berkembangnya acara "Prefrontal cortex" otak, sehingga terjadi perencanaan masa depan, berfikir berdasarkan pemahaman dan pengalaman intuitif, Prefrontal cortex yang terutama tumbuh pada dikala anak berumur duabelas hingga enambelas tahun meliputi juga kemampuan melihat perubahan contoh ekstrapolasi kecendrungan hari ini ke masa depan; regulasi diri serta taktik "biofeedback" dan meditasi; berfikir sistem analisis;yang merupakan aspek-aspek bentuk tertinggi kreativitas serta mempunyai kepekaan sosial, emosional maupun rasional (Goodman, 1978, dalam Clark, 1986). Sifat-sifat insan ini banyak terkait dengan sifat-sifat inisiatif dan dorongan mencapai kemandirian dan keunggulan.

Otak remaja insan tidak lebih dari 1,5 kg, namun otak tersebut ialah sentra berfikir, sikap serta emosi insan mencerminkan seluruh dirinya (selfhood), kebudayaan, kejiwaan serta bahasa dan ingatannya. Descartes sentra kesadaran orang, mirip saisnya, sedangkan tubuh insan ialah kudanya. Meskipun kemudian ternyata, bahwa sikap insan juga dipengaruhi oleh ketidaksadarannya (freud dalam Zohar, 2000:39), kesadaran insan yang oleh Freud disebut rasionya merupakan kemampuan umum yang mengontrol seluruh sikap manusia. Berbagai penelitian kemudian menandakan bahwa kemampuan rasional tersebut biasa diukur dengan IQ (Intelligence Quetient). Meskipun sekarang terbukti bahwa orang mempunyai lebih dari satu inteligensi berdasarkan teori Gardner ada 8 (teori Multiple Intelligence), ukuran yang disebut IQ mengukur kemampuan umum yang bersifat tunggal masih sering digunakan untuk menandai kemampuan intelektual dan prestasi belajar. Ternyata bahwa otak tersebut masih menyimpan banyak sekali kemungkinan lain.

"Celebral Cortex" otak dibagi dalam dua pecahan otak yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut "corpus callosum". Belahan otak kanan menguasai pecahan kiri badan, sedangkan pecahan otak kiri menguasai pecahan kanan badan. Respons, kiprah dan fungsi pecahan kiri dan kanan berbeda dalam menghayati banyak sekali pengalaman belajar, sebagaimana seorang mengalami realitas secara berbeda-beda dan unik. Belahan otak kiri terutama berfungsi untuk merespons terhadap hal yang sifatnya linier, logis, teratur, sedangkan yang kanan untuk berbagi kreativitasnya, mengamati keseluruhan secara holistik dan berbagi imaginasinya. Dengan demikian ada dua kemungkinan cara berfikir, yaitu cara berfikir logis, linier yang menuntut satu balasan yang benar dan berfikir imaginatif multidimensional yang memungkinkan lebih dari satu jawaban.

3. Kecerdasan (Inteligensi) Emosional

Prestasi berguru di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan suskse terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat (Segal, 1997:14). Pada permulaan tahun 90an banyak sekali penelitian menunjukkan  bahwa diinspirasi oleh banyak sekali psikolog humanis mirip Maslow, Rollo May, Carl Rogers yang sangat memperhatikan segi-segi subyektif (perasaan) dalam perkembangan psikolog, eksplorasi wacana emosi telah menunjuk pada sumber-sumber emosi.

Ternyata bahwa emosi selain mengandung persaan yang dihayati seseorang, juga mengandung kemampuan mengetahui (Menyadari) wacana perasaan yang dihayati dan kemampuan bertindak terhadap perasaan itu. Bahkan pada hakekatnya emosi itu ialah impuls untuk bertindak.

Goleman menyatakan bahwa selain rational mind, seorang mempunyai an emotional main yang masing-masing diukur oleh IQ dan EQ dan bersumber masing-masing dari head dan heart. kedua kehidupan mental tersebut, meskipun berfungsi dengan cara-caranya sendiri, berhubungan secara sinergis dan harmonis.

Manusia yang mempunyai neocortex (otak depan) yang merupakan sumber rasio, yaitu otak depan, terdiri dari pusat-pusat yang memahami dan mendudukan apa yang diamati oleh alat dria kita. Dalam evolusi wacana pengtahuan kemampuan organisma, ternyata bahwa penanjakan kehidupan insan dalam peradaban dan kebudayaan ialah kerja neocortex yang ternyata juga menjadi sumber kemampuan seseorang untuk perencanaan dan taktik jangka panjang dalam mempertahankan hidup (Goleman, 1995:11).

Perkembangan ini menjadi otak mempunyai nuansa terhadap kehidupan emosional seseorang. Struktur lymbic (sumsum tulang belakang) menghidupkan perasaan wacana kesenangan. Namun keterkaitan sistem lymbic tersebut dengan neocortex menumbuhkan kekerabatan dasar ibu-anak, yang menjadi landasan untuk unit keluarga dan commitment jangka panjang untuk membesarkan anak (spesi yang tidak dimiliki organisma ini mirip hewan melata, tidak mempunyai kasih sayang) dan sering membunuh dan /atau menghancurkan anaknya sendiri. Masa anak dan masa berguru panjang (long childhood) bersumber dari saling keterhubungan neuron-neuron dalam 'pabrik' otak ini.

Related Posts