Nih Tips Mendampingi Anak Ketika Belajar


Belajar. Bagi sebagian besar anak merupakan acara yang membosankan. Anak lebih bahagia bermain atau mengutak atik gadgetnya. Anak sebisa mungkin menghindari acara berguru ini. Orangtua terkadang kebingungan harus bagaimana semoga anak mau secara rutin berguru di rumah. Misalnya mengerjakan PR dari sekolah. Dengan cara lemah lembut bahkan cara keras kadang dilakukan orangtua semoga anak mau belajar.

Salah satu cara yang baik semoga anak mau berguru yaitu mendampingi anak ketika belajar. Masalah belajar, bukanlah kasus kemampuan, tetapi kasus persepsi. Pada prinsipnya jauh lebih penting membentuk anak yang bahagia berguru daripada mendorong anak untuk mempunyai prestasi yang tinggi. Anak-anak yang terpaksa berguru walaupun mempunyai prestasi yang tinggi, biasanya tidak akan bertahan lama. Sedangkan belum dewasa yang bahagia berguru akan sanggup menyebarkan dirinya sendiri dan sangat menghipnotis kesuksesan dirinya di masa yang akan datang. Sekarang pertanyaannya yaitu bagaimana semoga pengalaman berguru bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan sehingga belum dewasa termotivasi untuk melakukannya.
 Bagi sebagian besar anak merupakan acara yang membosankan Nih Tips Mendampingi Anak Saat Belajar
Mendampingi Anak Saat Belajar


Berikut ini, ada beberapa tips semoga orangtua bisa mendampingi anak-anaknya dalam belajar:

1.Berikanlah pola yang baik.
Pertama-tama, belum dewasa perlu cermin atau pola akan sikap yang mereka bisa tiru. Apabila Anda ingin anak Anda bahagia belajar, sebaiknya Andapun juga menyebarkan kebiasaan bahagia belajar. Misalnya Anda mempunyai kebiasaan membaca, kebiasaan untuk berdiskusi dan bertanya jawab. Akan sangat sulit meminta anak Anda bahagia belajar, kalau Anda sendiri bukanlah orang yang bahagia belajar, tapi lebih bahagia nonton TV. Bahkan bila perlu pada waktu belajar, maka orangtua pun tidak menonton TV.

2. Sikap yang faktual dan suportif dari orangtua
Penting bagi orangtua menyidik diri apakah ia seorang yang faktual dan suportif bagi anaknya. Karena kalau Anda yaitu orangtua yang seringkali mengeluh, mengkritik dan memarahi anak dalam belajar, maka kemungkinan besar anak Anda akan menangkap pesan bahwa Anda mempunyai sikap yang negatif terhadapnya. Akibatnya, anak akan menyebarkan sikap yang negatif juga, baik terhadap Anda maupun materi pelajaran. Fokuskan kata-kata Anda pada hal-hal faktual yang berkembang pada diri anak Anda dan bukan sebaliknya. Berikanlah kata-kata penguatan yang positif, kebanggaan bahkan hadiah apabila anak Anda berhasil mengatakan suatu perjuangan atau perkembangan yang faktual sesegara mungkin, terutama sesudah anak mengatakan perubahan yang positif.

3. Bantulah anak untuk menentukan waktu berguru yang tepat.
Jangan meminta anak untuk belajar, kalau kondisinya lagi capek, ngantuk atau marah-marah. Kondisi fisik yang lemah dan emosi yang meninggi akan menyulitkan anak untuk konsentrasi. Begitu juga apabila anak gres pulang sekolah atau sehabis bermain, jangan pribadi memintanya untuk belajar. Biasanya perlu waktu bagi belum dewasa untuk menyesuaikan tubuhnya, matanya, serta hatinya untuk masuk dalam kondisi belajar. Kondisi sesudah mandi atau istirahat/tidur siang bisa merupakan pilihan waktu berguru yang sempurna untuk anak. Namun demikian, masing-masing anak akan berbeda satu dengan yang lainnya, oleh alasannya yaitu itu, carilah waktu yang cocok untuk anak anda.
 Bagi sebagian besar anak merupakan acara yang membosankan Nih Tips Mendampingi Anak Saat Belajar
Mendampingi Anak Saat Belajar

4. Ciptakanlah suasana berguru yang menyenangkan di rumah.
Berdasarkan hasil penelitian, otak akan bekerja dengan optimal apabila berada dalam kondisi yang nyaman, menyenangkan dan menyegarkan. Oleh alasannya yaitu itu, ciptakanlah kondisi ruangan, daerah berguru yang nyaman untuk belajar. Biasakanlah untuk berguru tidak di daerah tidur, tapi ada daerah tersendiri yang dipersiapkan. Karena daerah tidur sering dipersepsikan oleh badan sebagai daerah untuk tidur, hasilnya tidak heran apabila daerah tidur juga jadi daerah berguru maka badan akan cepat ngantuk sehingga bukan berguru tapi malah tertidur. Ciptakan meja berguru yang menarik dan nyaman, penerangan yang cukup,  bahkan gunakanlah musik untuk meningkatkan rasa nyaman dalam belajar.

5. Kenalilah gaya berguru Anak.
Kenalilah gaya berguru anak Anda apakah AUDITORI (belajar dengan cara mendengarkan), VISUAL (belajar dengan cara melihat) ATAUKAH KINESTETIK (belajar dengan cara melakukan). Apabila anak Anda berguru dengan cara yang tidak sesuai dengan gaya belajarnya maka akan sulit bagi anak Anda mencerna materi pelajaran. Jangan paksakan anak Anda berguru di luar dari keunikan gaya belajarnya.

6. Berikanlah jeda waktu dalam belajar
Berikanlah jeda waktu sesudah anak Anda berguru selama 20 menit, alasannya yaitu belum dewasa biasanya sanggup konsentrasi penuh selama 20 menit daripada terus menerus berguru selama 1 jam tanpa istirahat. Setelah istirahat selama kira-kira 1-2 menit daya konsentrasi belum dewasa akan kembali penuh. Kalau dipaksa berguru terus tanpa jeda waktu, belum dewasa akan jenuh dan menurun daya konsentrasinya.

7. Bantulah anak untuk mendapat rasa berhasil dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Anak-anak perlu merasa berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya, alasannya yaitu hanya belum dewasa yang merasa berhasillah yang akan terus termotivasi untuk belajar. Kalau kebanyakan yang muncul yaitu perasaan tidak bisa, perasaan terbelakang (karena mungkin sering dikatakan “bodoh” atau “tidak becus”) maka belum dewasa terperinci akan cenderung menolak belajar. Lalu bagaimana caranya semoga orangtua bisa menolong anak-anaknya mempunyai rasa berhasil? Misalnya: pada ketika orangtua mendampingi anaknya berguru untuk mengerjakan tugas, mintalah anak untuk mengerjakan soal-soal yang gampang terlebih dahulu. Anak-anak akan lebih termotivasi untuk mengerjakan soal-soal yang berikutnya, alasannya yaitu ia merasa dirinya berhasil mengerjakan tugas. Lalu bagaimana dengan soal-soal yang sulit? Prinsipnya sama, bantu anak mempunyai pengalaman berhasil menuntaskan soal-soal yang sulit. Satu kali, dua kali, tiga kali  dst, apabila telah beberapa kali anak berhasil melakukannya, maka anak akan mempersepsikan bahwa dirinya sanggup menuntaskan duduk kasus yang sulit sekalipun.

IPEKA Counceling Center
Related Posts