Nih Guru Honorer Ini Ditalak Tiga Oleh Suaminya Kemudian Diusir


Sebut saja DonJablay  si suami yang tega menceraikan sang istri yang cuma berprofesi sebagai guru honorer sebut saja NonaKarin, 45 tahun, Warga Medokan Ayu, Surabaya  Dia sekarang harus berjuang kembali dari nol akhir diusir dari rumahnya dengan hanya membawa lima baju, baju yang dipakainya, baju tidur, dan dua baju dinas sebagai guru honorer.

Dunia tidak pernah adil pada perempuan baik. Begitulah kata yang berkali-kali diucapkan Karin. Dengan wajah dan lisan yang tidak berdaya, ibu dua anak tersebut hanya dapat bersabar ketika menunggu keputusan majelis hakim di Pengadilan Agama Surabaya, Jalan Ketintang Madya, ke­marin (13/7).

”Saya hanya dapat mengembalikannya ke Tuhan. Saya pasrah. Sekarang saya harus berpikir dan menata lagi hidup saya yang sudah hancur lebur," tuturnya dengan nada pelan.

Meski sudah mengalami proses talak yang panjang, Karin belum puas pada putusan majelis hakim PA. Selain alasan talak yang tidak jelas, yakni Donjuan mengaku sudah tidak mencintainya, beliau sangat sakit hati pada perubahan perilaku Donjuan.
 si suami yang tega menceraikan sang istri yang cuma berprofesi sebagai guru honorer sebut Nih Guru Honorer ini Ditalak Tiga oleh Suaminya Lalu Diusir
Guru Honorer ini Ditalak
Suaminya yang dinikahi 17 tahun kemudian tersebut mak bedunduk alias tiba-­tiba berubah sikap. Di balik diamnya, ternyata Donjuan memindahkan seluruh harta atas namanya. Ya rumah, mobil, dan beberapa tanah di Mojokerto. Semua pakai nama Donjuan. Entah bagaimana seluruh akta itu dapat berubah nama.

Karin gres mengetahui hal tersebut sehabis proses perceraian. Di situ gres terkuak bahwa beliau tidak mendapat harta gono­gini apa pun. Yang menciptakan beliau lebih sakit hati, lewat pengacaranya, Donjuan juga berhasil mendapat hak latih anak. Sebab, memang dua anak kembar mereka menentukan hidup dengan Donjuan. Alasannya, rumah yang ditempati ialah hak Donjuan.

”Saya itu salah apa? Anak­anak kok ndak mau ketemu lagi. Padahal, dulu anak­anak tidak dapat jauh dari saya,” terperinci guru honorer tersebut. Ironisnya, beliau hanya dapat pasrah. Sebab, Donjuan dan dua anaknya telah mengusir beliau dengan sangat tragis. ”Semua barang saya disita. Saya hanya boleh membawa lima baju, termasuk baju yang saya pakai ini,” lanjut perempuan yang sekarang indekos di tempat Wonokromo itu. Menurut Karin, suami dan anaknya merasa bahwa dirinya sudah tidak pantas jadi seorang istri dan ibu. ”Saya tidak pernah menduakan dan merawat mereka dengan baik,” ujarnya.

Sementara itu, Donjuan tampak damai dan puas dengan putusan tersebut. ”Istri sudah tidak dapat merawat diri. Saya kan cowok, dapat sesuka hati mencari istri lagi. Toh, dua anak saya juga setuju,” tandas laki-laki yang bekerja di perusahaan baja itu
Related Posts