Nih Bupati Ini Hapus Pelajaran Calistung Di Kelas 1 Dan 2
Sejumlah pakar pendidikan menyambut baik rencana Pemerintah Kabupaten Gowa yang akan menghapus mata pelajaran membaca, menulis dan berhitung (calistung) pada kelas 1 dan 2 SD (SD).
"Pada prinsipnya kami oke dengan wangsit Bupati Gowa, H Ichsan Yasin Limpo yang akan menghapus calistung di tingkat awal sekolah dasar, pertimbangannya, dari sisi psikologis calistung di SD Kelas 1 dan 2 belum tepat," ujar Guru Besar Bidang pendidikan Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof. M. Jufri.
ichsan yasin limpo |
Ichsan menggagas pembatalan itu sehabis terlebih dahulu meminta pendapat pakar dan para guru besar sekaligus mengkaji rencana kebijakan tersebut, pertemuan dengan pakar pendidikan itu berlangsung beberapa kali, terakhir di Gowa, Rabu (8/7).
Menurut Bupati Gowa yang akan mengakhiri periode keduanya, Kamis, 13 Agustus, secara psikologis anak yang sebelumnya duduk di Taman Kanak-kanak dihadapkan pada kondisi bermain dan di SD pada kondisi disiplin yang akan menciptakan anak tertekan. Kondisi tertekan ini berdampak pada anak yang akan sulit untuk mendapatkan pembelajaran di masa mendatang. Penghapusan beban calistung untuk memperlihatkan kebebasan dan kenyamanan berguru pada usia keemasan anak 3-8 tahun.
Sebagai solusi pengganti mata pelajaran calistung akan diisi dengan berguru Imtaq Indonesia untuk membuatkan keimanan dan ketakwaan melalui permainan, contoh dan bentuk permainannya akan ditentukan oleh pakar, bentuk apa yang pas untuk anak, katanya.
Pada tahap awal kebijakan pendidikan ini akan berlaku di delapan sekolah di Gowa sebagai uji coba sampai Januari dan akan berlaku sampai penilaian pada tahun 2016 dalam semester genap dengan penilaian setiap bulannya, sehabis itu diperluas, menyerupai dikala jadwal Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB) yang tak mengenal tinggal kelas mulai diberlakukan di tingkap SD sampai Sekolah Menengan Atas tiga tahun kemudian di Gowa.
Program ini menerima kritikan segelintir orang di Gowa dengan tudingan untuk pencitraan. Namun, Ichsan menjalaninya dengan tulus, menyerupai dikala ia menerapkan jadwal STKB.
"Program ini bukan untuk pencitraan saya, semuanya Lillahi Taala, demi perbaikan mutu generasi di tempat ini, saya tidak butuh pencitraan alasannya saya akan segera meletakkan jabatan," kata Ichsan.
Bagaimana Yaa... padahal di Taman Kanak Kanak kebijakan menyerupai ini kan sudah ditegaskan dan tidak boleh kemdikbud. Bagaimana pendapatnya Bapak Ibu Guru sekalian?
beritasatu.com
Related Posts