Nih Kurikulum 2013 Amburadul, Kemdikbud Pede Abis

Sorotan publik tiba bertubi-tubi ditujukan kepada pelaksanaan kurikulum 2013 (K-13) yang dinilai amburadul.. Penerapan Kurikulukm 2013 itu dinilai bermasalah hampir di setiap lini. Pemantauan cukup menyeluruh dilakukan oleh jajaran Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).

Dilansir dari situs jpnn.com. Sekjen FSGI Retno Listyarti mengatakan, dilema yang muncul mulai dari pembinaan guru, pendistribusian buku, hingga isi atau konten buku itu sendiri.

Terkait dengan pembinaan guru, Retno menyampaikan belum semua guru target implementasi kurikulum gres sudah dilatih. Baik itu pembinaan yang dibiayai oleh APBN maupun APBD. Selain itu, juga ada laporan pengeprasan waktu pelatihan. Contohnya di Sukabumi pembinaan yang seharusnya 5 hari dikepras hanya menjadi 2 hari saja.

"Sebagian pengaduan yang masuk ke kami, banyak guru masih belum paham terkait  implementasi kurikulum gres ini. Meski sebatas menciptakan RPP (rencana proses pembelajaran, red)," tutur Retno di Jakarta kemarin.

Untuk itu ia meminta pemerintah gres nanti mengevaluasi ulang implementasi kurikulum gres ini terkait dengan kesiapan infrastrukturnya. Untuk urusan buku, Retno menegaskan memang benar pengiriman buku ke sekolah-sekolah banyak yang terlambat. Sebagai solusinya, banyak sekolah yang memfotokopi buku kurikulum gres itu.

"Akibatnya hingga ada sekolah yang dana BOS-nya habis untuk fotokopi buku kurikulum baru," terang Retno.

Sekolah-sekolah swasta dengan jumlah siswa kecil, banyak yang mendapat dana BOS sekitar Rp 19 juta. Tetapi sehabis memesan buku kurikulum baru, ternyata tagihannya mencapai Rp 24 juta. Kasus serupa juga ada di sekolah negeri yang dana BOS-nya besar. Ada sekolah negeri menderima dana BOS Rp 227 juta. Tetapi tagihan buku barunya mencapai Rp 190 juta. Otomatis dengan sisa dana BOS tadi, banyak pos penggunaan dana BOS lainnya yang dikorbankan.

Melihat kompleksnya dilema itu, pihak FSGI mengimbau biar Kemendikbud melaksanakan perbaikan menyeluruh pada tahun fatwa mendatang. Yaitu tahun fatwa 2014/2015. Sehingga, tujuan pemberlakukan kurikulum gres tersebut dapat tercapai.

Menanggapi dilema pembinaan guru yang belum tuntas itu, Irjen Kemendikbud Haryono Umar menyampaikan penilaian itu tidak benar. Dia menegaskan bahwa tanggungan pembinaan guru oleh Kemendikbud sudah final dilaksanakan. Begitu pula dengan pembinaan guru yang dibiayai dari APBD, juga sudah dilaksanakan.

"Kalau terkait pembinaan guru itu berkualitas elok atau tidak, biarkan masyarakat punya pandangan sendiri-sendiri," tutur Haryono.

Dia menyampaikan bila memang pembinaan guru berjalan kacau, semua masyarakat mengecam Kemendikbud. Tetapi nyatanya Haryono menyampaikan ada masyarakat yang menyambut baik implementasi kurikulum gres ini. Sedangkan untuk urusan pengadaan dan pendistribusian buku, Haryono menyampaikan tim Itjen Kemendikbud sudah turun ke lapangan untuk investigasi.

Hanya saja, hingga kini pemeriksaan itu masih berlangsung. Sehingga, Haryono belum dapat memberikan hasil temuan di lapangan. Haryono menegaskan Kemendikbud juga ingin menuntaskan semua dilema di lini pendistribusian buku kurikulum gres itu. sumber jpnn.com
Related Posts