Rekomendasi Hasil Rembuknas Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2018
KETERSEDIAAN, PENINGKATAN PROFESIONALISME, DAN PERLINDUNGAN SERTA PENGHARGAAN GURU
Pemerintah Pusat dan Pemda perlu bekerja sama mempercepat terbitnya regulasi yang lebih teknis wacana Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk memenuhi kebutuhan guru melalui pengangkatan guru gres atau redistribusi guru.
Pemerintah Pusat dan Daerah perlu berkoordinasi dan harmonisasi dalam menciptakan regulasi wacana pembagian kewenangan dan pembiayaan dalam rangka peningkatan kualitas dan profesionalisme guru menurut pemetaan dan analisis kebutuhan pembinaan guru baik guru PNS maupun bukan PNS.
Pemda perlu menciptakan aturan aturan terkait proteksi dan penghargaan guru, dan perlu adanya penganggaran oleh Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pelaksanaannya sehingga sanggup pula mengoptimalkan kiprah satuan pendidikan untuk menjamin keamanan serta kenyamanan guru dalam melaksanakan tugasnya.
PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
Mengawal proses perencanaan dan akuntabilitas penyaluran Dana Transfer Daerah antara lain melalui perbaikan kualitas Dapodik oleh satuan pendidikan, Pemda sesuai kewenangannya.
Memperjelas ketentuan wacana pertolongan pembiayaan pendidikan dan kebudayaan diluar kewenangan masing-masing tingkat pemerintahan.
Mensinkronkan kebijakan antara Kemendikbud dan Kemendagri terkait penggunaan anggaran pendidikan di kawasan antara memakai prosedur hibah, bansos, dan belanja langsung.
Peningkatan kualitas pegawanegeri Pemda dalam menyusun perencanaan pendidikan dan kebudayaan dengan trasnparan dan akuntabel.
Perluditerbitkandandisosialisasikanregulasiyangterkaitdengan:
a. Permendikbud terkait indikator SPM sebagai turunan PP Nomor 2 Tahun 2018 serta Permendikbud terkait Pembiayaan Pendidikan;
b. Permendikbud atau Permendagri terkait penggunaan TPG untuk peningkatan kualitas guru;
c. Regulasi terkait pertolongan dana pendidikan untuk sekolah swasta;
d. PermendagriterkaitBantuanKeuanganKhusus;
e. Permendagri terkait anggaran untuk sektor pendidikan yang dialokasikan melalui SKPD lain;
f. Payung aturan yang memastikan kewajiban APBD mengalokasikan minimal 20% dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk dialokasikan pada fungsi pendidikan; dan
g. Regulasi terkait DAK Fisik untuk Kebudayaan.
KEBIJAKAN REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL
Mendorong Provinsi melaksanakan pemetaan kebutuhan DUDI, potensi wilayah, analisis kompetensi guru dan cohort kebutuhan guru untuk menciptakan peta jalan pengembangan pendidikan vokasi.
Mendorong Kemenristekdikti untuk memperluas mandat Politeknik dalam menghasilkan guru Sekolah Menengah kejuruan melalui kerja sama dengan LPTK dan P4TK.
Merekomendasikan Pemerintah untuk menyusun regulasi wacana pemanfaatan SES (Senior Expert Service) dan training dari industri/lembaga nasional dan internasional untuk peningkatan kompetensi guru, kebekerjaan lulusan SMK, dan pengoptimalan pendanaan sekolah vokasi melalui pelibatan dan kerjasama dengan Atdikbud, SEAMEO, dan alumni.
Merekomendasikan adanya regulasi yang:
Mewajibkan BUMN/BUMD dan mendorong DUDI berhubungan dengan Sekolah Menengah kejuruan dengan imbalan tax incentive/ insentif pajak, contohnya magang industri, menyerap dan memasarkan produk TEFA SMK; dan
Mengatur revitalisasi SMK, penyediaan lahan, dan prosedur pendanaan untuk menghindari tumpang tindih anggaran yang bersumber dari APBN dan APBD.
Memperluas praktik-praktik baik dalam pelaksaan kerja sama antara DUDI dengan SMK, dan berbagi kurikulum fleksibel dan pembelajaran vokasi online sehingga sanggup memperluas spektrum kejuruan.
MEMBANGUN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DARI PINGGIRAN
Pemerintah Pusat perlu meningkatkan fungsi pembinaan dan pengawasan sesuai PP Nomor 12 Tahun 2017 wacana Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemda sehingga kawasan sanggup mempunyai kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan dan kebudayaan yang berkualitas secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri sampai menjangkau kawasan pinggiran.
Pemerintah Pusat dan Pemda perlu menjamin fasilitas jangkauan dalam layanan pendidikan dan kebudayaan bagi masyarakat di kawasan pinggiran melalui penyediaan jaringan teknologi komunikasi dan transportasi guna memperkuat literasi dasar untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan.
Pemerintah Pusat dan Pemda perlu menjamin penyediaan dan penyebaran sumber daya insan pendidikan dan kebudayaan yang kompeten di kawasan pinggiran sesuai dengan lingkup urusan wajibnya.
Pemerintah Pusat dan Pemda perlu memperhatikan kememadaian dan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan di kawasan pinggiran guna menjamin mutu pendidikan dan pemajuan kebudayaan.
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: SEKOLAH SEBAGAI MODEL LINGKUNGAN KEBUDAYAAN
Pemerintah Pusat dan Pemda mendorong kebijakan sekolah menjadi model lingkungan budaya yang dalam kesehariannya sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam rangka Pemajuan Kebudayaan.
Membuka seluruh sarana dan prasarana milik Pemerintah Pusat dan Pemda semoga sanggup diakses secara luas untuk acara Pendidikan dan Kebudayaan melalui revitalisasi dan pemanfaatan sumber daya Kebudayaan.
Merancang taktik gres pelestarian warisan budaya benda dan tak benda melalui pendataan dan revitalisasi fungsi cagar budaya, museum, taman budaya, rumah budaya, dengan banyak sekali aktivitasnya sebagai sumber-sumber berguru Penguatan Pendidikan Karakter.
Membangun sinergi Tripusat Pendidikan melalui prosedur koordinasi dan kerja sama pelibatan seluruh pemangku kepentingan Kebudayaan.
Menyusun kebijakan wacana denah pembiayaan Pemajuan Kebudayaan dengan mengalokasikan minimal 2,5% anggaran khusus dari APBN/APBD, atau Bantuan Operasional Kebudayaan (BOK) kepada sanggar-sanggar dan komunitas seni budaya.
0 Response to "Rekomendasi Hasil Rembuknas Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2018"
Posting Komentar